Indahnya Berbagi

Berbagi merupakan kegiatan saat kita memberikan sebagian kepunyaan kita kepada orang lain. Hal yang dapat dibagikan di sini bisa saja berwujud maupun tidak berwujud. Hal yang berwujud misalnya saat seorang pria memberikan bunga, cokelat, atau kado lainnya kepada selingkuhan pacarnya. Atau saat seorang ibu memberi uang jajan untuk brondong anak-anaknya. Hal-hal tersebut dapat dirasakan dan dilihat secara fisik. Sedangkan untuk yang tidak berwujud misalnya saat seorang pria memberikan kasih sayang untuk ada maunya kekasihnya karena dia bokek menurutnya yang terpenting dalam hubungan adalah kasih sayang itu sendiri. Begitu juga seperti kedua orang tua yang mencurahkan kasih sayangnya kepada anak-anaknya. Untuk masalah contoh di atas, jomblo dilarang protes.

Tak sedikit dari kita yang menganggap bahwa berbagi itu dilakukan saat kita sedang memiliki kelebihan atau surplus. Misalnya untuk memberi sedekah, tak jarang orang enggan untuk bersedekah karena menganggap dirinya sendiri juga berkekurangan. Sama seperti jomblo yang enggan berbagi kasih sayang karena mereka sendiri juga fakir kasih sayang #pukpuk. Padahal sesungguhnya tak harus jadi orang yang berkelebihan dahulu untuk bisa berbagi.
Indahnya berbagi
(deutsche-startups.de)
Saat kita melihat di televisi bagaimana korban bencana alam dengan kondisinya yang memprihatinkan dan sangat memerlukan bantuan, mungkin sebagian dari kita akan bersimpati kepada mereka. “Kasihan ya mereka jadi nggak punya tempat tinggal…” atau “Sedih banget ya pasti harus kehilangan anggota keluarga…” dan semuanya putus berakhir sampai di situ. Maksudnya rasa simpati tersebut hanya muncul dari hati dan berakhir dengan ucapan tanpa ada tindak lanjutnya. Inilah yang dinamakan dengan simpati itu tadi.

Berbeda dengan orang yang berempati. Rasa iba yang muncul dalam benak mereka tidak akan hanya berakhir dengan kata-kata namun dengan tindakan. Tindakan ini bisa bermacam-macam. Mengadakan acara doa bersama misalnya; menyumbangkan sejumlah uang, bahan makanan, atau pakaian; atau mungkin menjadi motor dalam acara penggalangan dana. Semuanya ini dilakukan karena selain merasa iba, mereka juga ikut merasakan apa yang para korban bencana itu rasakan. Inilah yang disebut dengan empati itu tadi.
“Tapi kan gue juga orang gak punya? Bagaimana gue bisa bantu mereka?”

Ya… dalam hal berbagi, kita gak harus jadi orang yang berada. Seharusnya kita tidak mendoktrin diri kita sendiri sebagai orang yang gak mampu. Seenggaknya kalian masih bisa berjalan, masih punya keluarga, masih bisa akses internet. Janganlah terlalu membesar-besarkan kelemahan kalian. Tapi tonjolkanlah kelebihan yang kalian miliki. Kalau kalian merasa berat menyumbangkan materi, kalian bisa menyumbangkan tenaga atau meluangkan waktu untuk berdoa dengan sungguh-sungguh bagi para korban tersebut. Walaupun kalian tidak menyumbangkan materi, namun dengan hati yang tulus ikhlas untuk membantu dan berbagi, kalian akan mendapatkan perasaan lega yang muncul dari hati kalian.


Sama rata sama rasa
(siliconbeat.com)
Berbagi membawa manfaat yang luar biasa bagi semua pihak. Berbagi merupakan kewajiban bagi kita yang lebih beruntung untuk meringankan beban mereka yang kesulitan. Asal dijalankan dengan tulus dan dengan penuh kerendahan hati, niscaya apa yang kita perbuat akan mendapat balasan yang setimpal dari sang pencipta. Di dunia, maupun di akhirat nanti. Jadi mulai sekarang, berbagi lah kepada sesama. Besar atau kecil. Berwujud atau tidak berwujud. Lakukanlah dengan hati yang tulus.

0 comments :

Copyright © 2014 Simplicity .