4 Hal Nyebelin yang Bisa Kamu Temukan di Path

Sebagai anak gaul (Indonesia) masa kini, tentunya kamu nggak asing lagi sama aplikasi yang bernama Path. Jejaring sosial (yang katanya privat) ini awalnya hanya tersedia bagi mereka pengguna iOS (iPhone, iPod Touch, dan iPad). Namun seiring dengan maraknya tuntutan dari kalangan pengguna Android, Path pun meluncurkan versi Androidnya. Bahkan beberapa bulan yang lalu, Path semakin melebarkan sayapnya dengan hadir di Windows Store untuk memuaskan dahaga para pengguna WP (Windows Phone, bukan wanita panggilan, red). Bagaimana dengan para pengguna BB OS? Gue juga gak tau. Dan kayaknya sih Path gak punya rencana ke situ.

Seperti yang dibilang sebelumnya, Path merupakan jejaring sosial yang bersifat privat. Jumlah pertemanan dalam satu akun Path pun dibatasi hanya 150 orang. Ini menjadikan penggunanya musti(nya) selektif dalam menambahkan kerabat ke kontak Path mereka. Dengan Path, kita bisa meng-update berbagai macam kegiatan. Mulai dari bangun/pergi tidur, musik yang kita dengar, film yang kita tonton, juga buku yang kita baca. Selain itu kita juga bisa memposting foto, check in lokasi, serta berbagi pendapatan dan pikiran. Sungguh jejaring sosial yang lengkap.
Update status dalam satu sentuhan
(www.techvoize.com)
Seiring berjalannya waktu, popularitas Path semakin melonjak. Khususnya di Indonesia. Bahkan sampai pengemplang pajak Bakrie Group dikabarkan ikut membeli saham Path (walaupun kata orang Path, saham yang dibeli gak sampai 5%). Dengan semakin populernya Path, pengguna nya pun semakin bertambah. Path yang awalnya menjadi titik terang harapan bagi mantan pengguna Facebook dan Twitter yang resah dengan semakin banyaknya kaum yang mereka anggap alay di sana, kini harus mengelus dada karena Path pun kini mulai dicemari oleh kaum alay tersebut. Berbagai hal menyebalkan pun mulai bermunculan di Path. Apa saja kah itu? Gue kasih beberapa contoh.

1. Nama user @l4y
Nama merupakan anugerah yang diberikan oleh orang tua kepada anaknya. Para orang tua tentunya berpikir puluhan kali untuk menetapkan nama untuk anaknya. Tapi apa daya, kebanyakan anak zaman sekarang lebih menyukai nama yang mereka anggap keren. Misalnya Nanhaa Ingiendh Diciendtha Tak Ingien Dichakitie atau Bobby the Kimcil Hunter. Mungkin contoh barusan kurang alay. Tapi biarlah daripada mengotori laman gue dan merusak mata pembaca sekalian. And guess what, nama seperti itu juga sudah muncul beberapa kasus di Path.

2. Nama user Part I, Part II, Part XXX
Path membatasi penggunanya dengan maksimal 150 teman dalam satu akun agar penggunanya lebih selektif dalam memilih teman. Atau dengan kata lain agar penggunanya hanya menambah teman atau keluarga yang benar-benar mereka kenal. Namun apadaya, para alay ini tak habis pikir. Demi melenggangkan eksistensi nya di Path, mereka pun membuat akun-akun baru dengan akhiran Part I, Part II, Part III dst. Udah kayak download file aja pake part-part segala.

3. Update sesuatu yang tidak penting
Oke, memang Path merupakan jejaring sosial yang bersifat privat. Tapi bukan berarti semua hal bisa kamu posting di Path. Misal kamu sudah boker atau ngupil hari ini (apalagi disertai foto), atau foto-foto selfie nggak jelas yang sekali upload bisa sampe satu album foto, atau posting lagu yang kamu denger sampe satu album, atau posting foto kalo kamu abis nembak anak kucing sampe mati. Ketahuilah, bahwa hal-hal tersebut bukannya menarik perhatian orang lain, melainkan malah membuat mereka semakin il-feel ke kamu. Makin lama jomblo kan jadinya.

4. Mention orang yang visit akun mereka
Kamu para pengguna Path tentunya tau dan sangat hati-hati dalam melakukan aksi yang namanya visit. Kenapa? Karena orang yang kamu visit bakal dapet notification kalo kamu habis visit akun dia. Ketauan kan kalo kepo. Nyebelinnya lagi setelah tau kalo kamu visit (kepo, red) dia, dia posting status yang mempertanyakan tujuan kamu visit page dia. Dengan mention akun kamu pula. Jadi dobel kan malunya. Udah ketauan kepo, di publish ke publik pula. Perih.

Demikian tadi beberapa hal nyebelin yang bisa kamu temukan di Path. Semua tadi kembali ke karakter masing-masing pengguna. Dengan semakin maraknya ponsel Android (khususnya merk China dengan harga yang miring, semiring kualitasnya), semakin marak pula pengguna Path dari berbagai kalangan. Termasuk kaum alay tadi. Kalo kamu punya tambahan lagi, silahkan ramaikan di  kolom komentar.

0 comments :

Copyright © 2014 Simplicity .