Fenomena U-Turn


Saya yakin logo di atas pasti sudah tidak asing lagi bagi Anda para pembaca. Yap, tepat. Gambar di samping merupakan logo yang biasanya kita lihat di jalanan dan dikenal dengan sebutan logo untuk berbalik arah. Istilah kerennya, 'U-Turn'. Kali ini penulis hendak membagi sedikit pandangan mengenai fenomena U-Turn.

      Sebelum itu, mari kita kenalan lebih dekat dulu dengan makna dari logo yang bersangkutan. Untuk logo U-Turn polos tanpa ada coretan menandakan pengendara dipersilahkan untuk berbalik arah melalui jalur yang tersedia. Tentu saja, logo U-Turn yang dilengkapi dengan coretan menandakan kita sebaiknya tidak berbalik arah melalui jalur tersebut. Sering sekali saya lihat logo atau baiknya kita sebut rambu-rambu ini layaknya hanya sebatas hiasan yang tidak mengandung arti apa-apa. Saya yakin Dinas Perhubungan bukan tanpa maksud memasang rambu-rambu tersebut, bukan? Sudah jelas logo U-Turn dicoret, eh masih banyak saja yang melanggarnya. 

      "Toh tidak ada Polisi kan?" 

       Ya... Baiklah. Memang tidak ada Polisi yang mengawasi. Namun tentu rambu-rambu ini dipasang bukan sekedar dipatuhi jika hanya ada Polisi yang mengawasi. Sadarkah bahwa ada pihak yang dirugikan dengan perilaku Anda yang melanggar rambu-rambu tersebut? Anda telah mengambil hak orang lain yang lebih pantas berada di jalur tersebut. Bagaimana jika hak Anda dilanggar? Kesal bukan? Baiklah, saya tidak akan terlalu memfokuskan ke masalah pelanggaran rambu-rambu.

      Saat kita sedang berkendara dan sadar bahwa tujuan kita telah terlewati, tentu kita harus berbalik arah untuk mencapainya. Yang jadi masalah adalah kapan saat yang tepat bagi kita untuk berbalik arah. Tidak dibenarkan untuk berhenti mendadak lalu langsung drift untuk berbalik arah. Hidup ini bukan seperti di Film Fast and Furious, kan? Cara terbaik adalah melambatkan kendaraan, mencari rambu-rambu U-Turn, melihat spion tengah untuk melihat keadaan di belakang, melihat jalur seberang untuk berbalik, baru kemudian tancap gas menuju tempat tujuan awal. Memang, jika kita lewat jalur yang salah sekalipun, kita dapat mencapai tempat tujuan kita. Tapi ingat, itu adalah pelanggaran, pelanggaran adalah kejahatan, dan kejahatan menimbulkan rasa tidak nyaman bagi banyak pihak. Jadi, lebih baik jadi manusia yang lurus saja, toh?

      Sekarang mari kita lihat implikasi rambu-rambu U-Turn dalam visi yang berbeda. Dalam kehidupan sehari-hari tentunya kita dilibatkan dalam banyak pilihan dan kebanyakan pilihan yang harus kita ambil itu terlihat rumit dan menguras akal sehat. Saat Anda telah mengambil keputusan dan sadar bahwa keputusan yang Anda ambil itu salah, disinilah Anda menantikan munculnya rambu-rambu U-Turn dalam hidup anda. Bisa dibilang kesempatan kedua untuk memperbaiki kesalahan pertama. Untuk melakukan U-Turn, hal pertama yang harus ditentukan adalah tujuan Anda. Yakinkan dahulu diri Anda terhadap tujuan Anda. Jika sudah yakin benar, tunggu saat yang tepat untuk melakukan U-Turn. Lakukanlah dengan hati-hati dan bertanggungjawab. Pastikan tidak ada pihak yang dirugikan oleh tindakan yang Anda ambil tersebut. Setelah itu silahkan anda menuju tujuan yang sudah Anda tetapkan matang-matang tersebut.

      "Tadi itu tentang kesempatan kedua, kan? Bagaimana dengan kesempatan ketiga?"

      Baiklah, pertanyaan di atas menarik. Istilah kesempatan kedua pasti sudah tidak asing lagi bagi pembaca sekalian. Istilah kesempatan ketiga mungkin terdengar cukup strange di telinga Anda. Ya, saya pun juga. Kesempatan ketiga muncul jika kita melakukan kesalahan pertama lalu gagal pula di kesempatan kedua. Kasarnya saya bilang, 'Kesempatan kedua itu wajar, kesempatan ketiga itu bodoh.' Baiknya Anda jangan tersinggung dulu. Mari kita ilustrasikan agar tampak lebih 'halus'. Saat Anda berkendara dan melewatkan tempat tujuan Anda, Anda akan berbalik. Ya, seperti yang telah dijelaskan cukup panjang di atas. Kemudian Anda berkendara menuju tempat tujuan Anda, toh? Nah, ternyata karena kelalaian Anda lagi-lagi melewatkannya. Mau tidak mau Anda harus melakukan dua kali U-Turn lagi untuk mencapai tempat tujuan Anda. Sudah bisa membayangkan? Suatu hal yang bodoh, bukan?

      Berbalik arah atau U-Turn memang tidak dilarang selama mengikuti rambu-rambu yang ada. Asal tidak merugikan orang lain, tindakan Anda akan mendapat berkah kok! Selain itu, yang harus diingat adalah Anda adalah driver dalam kendaraan kehidupan Anda sendiri. Patuhi rambu-rambu yang ada, tanamkan pola hidup yang safety and care. Lalu yang terakhir, tentukan tujuan Anda matang-matang. Salam.

Oleh: Fransiskus Ignatio Podhi Javlo

1 komentar :

  1. wah tulisanmu memotivasi saya bro...
    namanya manusia pasti tidak sempurna..tapi Tuhan memberkahi kita akal agar kita bisa mengusahakan hidup itu lebih sempurna dan lebih mulia..(y)
    keep posting..

    BalasHapus

Copyright © 2014 Simplicity .