7 Proses Perjalanan Hidup Manusia


Kita semuanya tentu tau kalo kita sebagai manusia merupakan makhluk Tuhan paling seksi sempurna. Sebagai makhluk paling sempurna, manusia diberikan akal dan kecerdasan lebih dari ciptaan lainnya. Memang benar sih kalo Lumba-lumba dan gajah merupakan salah dua contoh hewan yang memiliki kecerdasan, namun tentu saja tidak bisa melebihi kecerdasan manusia. Buktinya Lumba-lumba dan gajah nggak ada yang bikin perusahaan macam Apple dan Microsoft, kan?
Sebagai manusia tentunya kita punya perjalanan hidup. Sejak dalam kandungan hingga nanti ajal menjemput. Gak jauh beda kayak kisah cinta yang juga ada perjalanan nya, mulai PDKT sampe jadian PDKT lagi, soalnya targetnya selalu gagal digebet. Perih.
Jadi, apa saja proses perjalanan hidup kita sebagai manusia? Yuk mari gelar tikar, kita simak sama-sama!

1. Janin
Benar, janin yang ada di dalam kandungan tentunya sudah bernyawa dan merupakan manusia juga. Bahkan sejak sel sperma dan sel telur bertemu saat proses esek-esek, di situlah kehidupan seseorang dimulai. Buat kalian yang sering gejol sama pacar, mending hati-hati deh, jangan lupa rudalnya dikasih helm biar gak kebobolan. Atau lebih bagusnya ya prinsip “No Sex Before Married”  harus dijunjung tinggi. Kalo emang kebobolan dan jadi, ya tanggung jawab lah. Masa enaknya aja ditanggung. Mau ambil jalan pintas? Bunuh diri? Aborsi? Aborsi itu salah satu bentuk pembunuhan juga loh. Dosa.
Foto: Perkembangan janin dalam rahim
(kangrivan.com)

2. Bayi
Yang gue maksud bayi di sini tuh mulai dari orok baru lahir sampe sekitar umur dua tahun gitu. Masa ini merupakan masa yang paling ringkih dalam kehidupan manusia karena kita semua tau kalo bayi itu makhluk yang lemah. So, perhatian orangtua ke si bayi ini tentunya juga beda dengan anak yang udah pinter main petak umpet.
Foto: Duh, pipinya itu loh!
(gambar.co)
Jadi bayi itu enak. Lapar, tinggal nangis, disusuin deh. Boker, tinggal nangis, digantiin deh popoknya. Pokoknya semuanya serba dilayani deh. Masa iya ada orang tua yang tega nyuruh anaknya yang masih bayi buat boker sendiri di jamban?
Bayi merupakan makhluk yang imut-imut. Gak cuma bayi manusia sih, bayi kucing, anjing, panda juga imut-imut banget loh. Kalo bayi ular sih amit-amit. 

Foto: Lucu banget kan mereka? >.<
(gambardifoto.com)


3. Anak-anak
Lanjut ke tahap berikutnya. Yang gue klasifikasikan sebagai anak-anak disini tuh mulai masa TK (sekarang PAUD) sampai SD. Sebagai angkatan 90’an, masa anak-anak gue sungguh berwarna, soalnya gue gak buta warna. Tentu kalian angkatan 90’an ingat, setiap Minggu pagi acara kartun bertebaran dengan binalnya sampai siang bolong. Puas deh pokoknya nonton kartun seharian. Mulai dari Doraemon, Crayon Shinchan, Detective Conan, Pokemon, dan lain sebagainya.
Foto: Shinchan heran dengan acara TV zaman sekarang
(movievideo.me)

Masa anak-anak angkatan 90’an biasanya banyak dihabiskan di luar rumah. Mulai dari main layangan sampe kulitnya keling, main kelereng di rumah tetangga, main bola di jalan depan rumah sampai lutut lecet gara-gara kejengklak. Sungguh indah dan menyehatkan.
Tapi, seiring berjalannya waktu, kebiasaan-kebiasaan itu pun mulai luntur. Permainan-permainan tradisional sudah mulai ditinggalkan seiring semakin eksisnya konsol-konsol game yang memanjakan pemainnya. Kalau pas zaman gue dulu sih, main Nintendo yang kasetnya bias dipake buat ganjel pintu dan PS One aja udah asik banget. Sekarang? Minimal Nintendo Wii atau PS 3 lah ya. Tapi agak jarang juga sih lihat anak-anak main ginian. Lebih banyak nongkrong di warnet sih mereka sekarang, bermain game online sembari menyebarkan firman kebun binatang. Anak-anak zaman sekarang cenderung menyukai permainan-permainan yang berunsur kekerasan dan kenikmatan kebrutalan. Contoh nih, permainan Grand Theft Auto (GTA) yang mengisahkan seorang gangster yang bebas membunuh dan bertindak sesuka hati. Atau yang sekarang lagi tren ya permainan online macam Point Blank yang jelas-jelas bukan permainan yang didesain untuk usia mereka. Ini juga salah satu penyebab kenapa anak zaman sekarang cenderung keras dan susah diatur. Mau jadi apa kamu nak?

4. Remaja
Kalau menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, definisi remaja adalah: mulai dewasa; sudah sampai umur untuk kawin. Ya, kawin. Masa remaja merupakan masa transisi dari anak-anak menuju kedewasaan. Dalam masa ini kita mendengar istilah yang namanya pubertas, masa dimana hormon-hormon manusia sudah mulai berkembang. Tumbuh payudara untuk wanita, tumbuh jakun untuk pria, dan tumbuh rambut-rambut di lokasi-lokasi lembab dan beraroma khas.
Secara biologis, memang remaja dikatakan umur-umur yang siap untuk kawin. Karena pada saat ini remaja putri sudah mengalami menstruasi yang berarti alat reproduksi mereka sudah mulai memproduksi sel telur dan remaja putra sudah mengalami mimpi enak basah yang berarti sel sperma mereka juga sudah siap berpacu memperebutkan posisi pertama di hati sel telur. Tapi apa mereka (remaja, red) benar-benar sudah siap untuk kawin? Secara psikologis belum. Karena pada usia ini mereka masih cenderung labil dan belum bisa berpikir jernih untuk memecahkan masalah. Lagian kalau mau kawin, anak istri mau dikasi makan apa? Buku PR?
Mirisnya, remaja zaman sekarang sudah banyak kok yang kawin, cuman nggak nikah aja. Ya macam gejol gitu deh sama pacarnya. Contohnya ya kayak kasus di SMPN 4 Jakarta Pusat yang videonya merajai chart Box Office Amerika. Oke, ini lebay. Terus ini semua salah siapa? Salah orangtuanya kah? Guru di sekolahannya kah? Tifatul Sembiring kah? Tanyakan saja pada Inul yang bergoyang.
Foto: Izin pasang foto ya, pak. Jangan di blokir blog saya *sungkem*
(id.wikipedia.org)

5. Kuliah
Sebenarnya gue agak bingung untuk klasifikasi yang satu ini, soalnya kan kira-kira masa kuliah itu antara usia 18-21 tahun. Menurut Undang-undang sih, usia 18 tahun itu sudah termasuk dewasa. Tapi kalo menurut gue, dewasa itu dimulai dari usia 20 tahun. Menurut gue loh ya.. Jadi ya masa kuliah ini terdiri dari masa remaja tingkat akhir sampai awal-awal masa dewasa.
Menurut kebanyakan orang, masa kuliah merupakan masa yang amat sangat menyenangkan, soalnya kebanyakan anak-anak kuliahan itu perantau yang hidupnya jauh dari pengawasan orang tua. Yang biasanya pulang main paling telat jam sepuluh malam, jadinya jam sepuluh malam baru berangkat buat main sampai pagi, bilang ke orang tuanya kalo sudah mau tidur, padahal mah kelayapan menikmati dunia malam. Hayo ngaku deh yang pernah.
Karena kebanyakan anak kuliahan itu adalah perantau, tentunya mereka harus mempunyai tempat untuk berlindung dari panas terik dan hujan badai. Dimanakah itu? Kost-kost-an jawabannya. Kalo yang punya keluarga di daerah deket kampus ya paling juga numpang sama keluarganya itu. Tapi sesungguhnya, hidup di kost-kostan itu jauh lebih nikmat daripada hidup menumpang di anggota keluarga (walaupun hampir selalu dihantui oleh siksaan akhir bulan). Kenapa? KEBEBASAN. Ya, kalian bisa menegakkan prinsip “My Room, My Rules.” Asik kan? Selain sebagai tempat bernaung, kost-kostan juga punya fungsi lain bagi mereka yang berpasangan. Apakah itu? Jangan pura-pura nggak tau deh. Sering kan gejol sama pacar temen di kamar kost? Ngaku deh.

6. Bekerja
Bagi gue, masa dewasa yang sebenarnya dalam kehidupan manusia adalah saat mereka bekerja (kerja beneran loh ya, bukan macam kerja sambilan). Kenapa? Karena pada masa ini lah manusia benar-benar dituntut pertanggungjawabannya. Bukan hanya demi atasan dan lingkungan kantor semata, melainkan juga demi anak istri dan keluarga.
Masa bekerja ini bener-bener merupakan masa yang rumit. Berbagai macam cobaan yang menguras hati dan pikiran bakal terjadi pada masa ini. Ancaman PHK dan kecelakaan kerja mungkin merupakan contoh momok yang menakutkan bagi para pekerja. Namun, bukan berarti momok dalam dunia kerja hanya berlaku bagi para pekerjanya. Para pengusaha juga dihantui dengan ancaman penipuan, gagal produksi, atau bahkan kerugian yang berujung pada kebangkrutan. Beginilah hidup, siap tak siap kita harus terus berusaha dan mencari jalan keluar dari segala masalah yang kita hadapi.
Eh.. eh.. tapi, bukan berarti masa bekerja ini seluruhnya nggak enak loh ya. Tentunya bisa enak. Asalkan kita menikmati dan mensyukuri pekerjaan kita, masalah dan bencana yang datang pun akan tetap terasa nikmat. Jangan lupa minumnya teh botol sosro ya!

7. Lansia
Bisa dibilang masa ini merupakan masa senja alias masa-masa akhir sebelum manusia ‘terbenam’ dari dunia ini. Tentunya gue belum ngalamin masa ini, tapi kita bisa ambil contoh dari orang tua kita atau kakek dan nenek kita. Masa lansia merupakan masa dimana penyakit-penyakit rajin banget ngapelin kita. Kalo lu berencana jadi jomblo seumur hidup, seenggaknya lu kudu bersyukur karena masih ada yang mau ngapelin elu.
Penyakit-penyakit apa sih yang rentan menimpa kaum lansia ini? Banyak. Dan kebanyakan penyakit yang timbul merupakan upah dari apa yang mereka jalani saat masih muda. Kalau pas muda elu jarang olahraga, hobi ngerokok, makan sembarangan, siap-siap deh penyakit macam hipertensi, asam urat, diabetes, bahkan stroke bakal ngegebet kalian. Apalagi penyakit-penyakit tersebut kalo udah nyantol sama kita, susah banget ngelepasnya. Gak kayak gebetan kamu, diserobot mulu sama sahabat. Ups.



Demikian tadi sudah gue sampaikan secara eksplisit bagaimana proses perjalanan hidup manusia. Setiap masa yang dilalui pasti ada senang dan sedihnya. Asal kita mensyukuri apa yang sudah Ia berikan kepada kita dan banyak berdoa serta beramal, hidup ini tentunya akan membawa berkah. Akhir kata, kurangi alkohol, perbanyak gejol. Sip, wassalam.

0 comments :

Copyright © 2014 Simplicity .