Kegoblokan Para Pengendara Roda Dua di Ibukota
Ibukota
memang tempat yang penuh dengan segudang dinamika dan problematika. Mulai dari
banjir, macet, sampai kriminalitas, semua ada di sini. Kalau kita bertanya, siapa sih
biang keladi kemacetan di ibukota? Mungkin ramai-ramai kita bakal menyalahkan
mobil-mobil pribadi sebagai pelakunya. Tetapi ketahuilah wahai saudara,
sesungguhnya kita tak dapat serta merta menyalahkan mobil sebagai satu-satunya
biang keladi kemacetan di ibukota.
Moda transortasi yang satu ini memang lebih
kecil secara ukuran, namun karena jumlahnya yang membludak ditambah lagi dengan
kegoblokan pengendaranya, moda transportasi ini juga seringkali menimbulkan
kemacetan yang sebenarnya tidak perlu. Tentu kalian sudah tau dong ya moda
transportasi apakah itu (di judul juga udah jelas). Jadi mari kita langsung
simak kegoblokan-kegoblokan macam apa yang dilakukan oleh sebagian besar
pengendara roda dua.
1. Mencampakkan Traffic Light
Kita semua tentu
tau dong ya fungsi traffic light itu untuk menggantikan tugas polisi dalam
mengatur lalu lintas di persimpangan. Tapi fakta di lapangan, traffic light
yang biaya pengadaannya (tentunya) gak murah ini malah dicampakkan begitu saja.
Kejam. Lampu hijau? Jalan. Lampu kuning? Makin ngebut. Lampu merah? Kalau
kelihatan sepi juga tetap jalan. Padahal udah jelas-jelas itu bahaya banget.
Kalo tabrakan gimana? Bikin macet aja kan. Lagian emang kamu mau kalo
dicampakkan orang? Gak enak kan? Gak mau kan? Makanya jangan suka mencampakkan
traffic light.
2. Melanggar marka jalan
Buat kamu yang gak
tau, marka jalan itu rambu-rambu berupa garis-garis yang ada di jalanan.
Pelanggaran yang satu ini banyak contohnya. Misalnya aja pas lagi di traffic
light dan lampu menyala merah. Sudah seharusnya kita sebagai manusia yang
beradab berhenti dong ya. Tapi banyak juga yang berhentinya setengah-setengah.
Jadi mereka berhenti, tapi melewati garis marka jalan bahkan sampai berhenti di
atas zebra cross yang jelas-jelas diperuntukan untuk pejalan kaki yang hendak
menyebrang. Contoh lainnya lagi yaitu garis yang ada di tengah jalan. Jadi,
garis yang ada di tengah jalan itu biasanya ada yang putus-putus dan ada juga
yang nggak putus-putus. Kalo garisnya putus-putus, berarti kamu diizinkan untuk
mendahului kendaraan di depan kamu. Berlawanan dengan yang garisnya nyambung
terus, kamu sebaiknya nggak mendahului dulu. Karena mungkin agak bahaya untuk
mendahului di jalur tersebut. Biasanya garis nyambung ini adanya di jalanan
menikung dan tanjakan.
3. Nonton kecelakaan
Jadi ceritanya
gini. Kamu lagi jalan pulang dari kantor kamu di seputaran Tanjung Priok ke
rumah kamu yang ada di Bekasi sana. Tiba-tiba kamu menyadari sebuah keanehan
dimana terjadi kemacetan yang lebih parah dari biasanya. Kamu pun penasaran.
Usut punya usut, ternyata terjadi kecelakaan antara pengendara motor dengan
tukang siomay pinggir jalan. Tentu seharusnya bukan kecelakaan yang sampai
membikin kemacetan. Terus kenapa jalanan macet? Tak lain dan tak bukan karena
banyak pengendara sepeda motor yang melambatkan kendaraannya untuk menyaksikan
kecelakaan tadi. Apakah mereka memberi pertolongan? Tentu saja tidak. Mental
orang Indonesia kan sukanya yang gratisan.
4. Makan jalur berlawanan
Istilah kerennya
contra flow. Contra flow sendiri biasanya digunakan saat ada jalur yang padat
dan jalur yang berlawanan cenderung sepi. Jalur berlawanan itu dipakai untuk
memecah kepadatan di jalur satunya tadi. Tapi bagi pengendara sepeda motor,
contra flow bisa dilakukan di mana saja dan kapan saja. Mau jalur berlawanannya
padat kek, sepi kek, sikat aja lah. Yang penting memperpendek jarak tempuh.
Atau kadang-kadang ada pengendara-pengendara sepeda motor yang gak sabaran
menunggu kemacetan di depannya dengan terus maju menggunakan jalur berlawanan.
Yang satu ini jelas perbuatan yang goblok dan merugikan. Jika kemudian dia
harus berhadapan dengan kendaraan lain, mobil misalnya (di jalur si mobil tadi).
Maju gak bisa, mundur gak bisa (soalnya di belakang udah rame ikut-ikutan ambil
jalur orang). Terus mobilnya juga jadi gak bisa jalan. Jadi dari dua sisi nggak
ada yang bisa jalan. Selamat, kamu udah bikin kemacetan makin parah dan
menyebalkan.
5. Gak pake helm, spion, plat nomor, dan gak punya SIM
5. Gak pake helm, spion, plat nomor, dan gak punya SIM
Gak usah dijelasin
kan ya? Ini mah goblok banget.
Sekian tadi beberapa
kegoblokan-kegoblokan dari sebagian besar pengendara roda dua di ibukota. Gue
gak bermaksud kalo semua pengendara roda dua itu goblok (karena gue juga pake
sepeda motor kemana-mana). Tapi kenyataan yang kebanyakan yang seperti gue
jelasin tadi. Kalo kalian merasa pinter, mulai lah berubah dimulai dari diri
sendiri. Ada yang punya masukan?
0 comments :